Ahmad
Anggoro lahir pada tanggal 9 september 1991 silam, ternyata mampu meraih
kesuksesan lebih cepat di bandingkan kebanyakan orang lain. Di usianya yang
masih terbilang muda, pria kelahiran Kediri ini mampu menjadi pengusaha sukses
dengan omzet ratusan juta rupiah perbulan dari peluang usaha clothing yang
telah ia jalani sejak tahun 2010.
Berikut kisahnya..
Ahmad
anggoro hanyalah seorang lulusan SMK swasta yang merupakan anak sulung dari keluarga yang sederhana. Dengan hanya bermodalkan
ijazah SMK dan uang seadanya, ia kemudian mencoba peruntungannya di kota
metropolitan di Jakarta. Sesampainya di Jakarta, ia kemudian tinggal di
sebuah kontrakan kecil di Jakarta Timur.
Harapan
untuk sukses di kota Jakarta memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Sebelum ia sukses, ia pernah bekerja sebagai buruh pabrik kayu. 2 Bulan bekerja
di pabrik tersebut, ia kemudian menjadi penjaga warnet dengan hasil bulanan
sekitar Rp. 700.000,- / bulan. Dengan gaji sekecil itu tentu sangat kurang
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya di Jakarta. Ia berpikir keras, peluang
usaha apakah yang sekiranya dapat ia jadikan sumber penghasilan agar ia bisa sukses.
Satu fakta
yang ia sadari adalah Ahmad memiliki kemampuan menggambar. Ia menyadari bahwa
potensi yang di milikinya adalah dalam hal grafis atau menggambar. Dari sini
timbul ide untuk menjalankan usaha clothing. Setelah melakukan survei pasar,
Ahmad menyimpulkan bahwa usaha clothing atau pembuatan pakaian masih tetap dapat diandalkan. Ia menyimpulkan
bahwa usaha pembuatan pakaian masih memiliki potensi yang sangat besar untuk di
jalankan karena banyaknya peminat terlebih para anak muda yang gemar mengoleksi
kaos atau pakaian. Dari sinilah kemudian cerita suksesnya bermula.
Dengan modal
2 juta yang ia dapatkan dari hasil menabung gaji di warnet tempat ia bekerja. Ia kemudian terjun ke dunia bisnis bagian clothing. Karena ia tidak
memiliki pengalaman di bidang sablon dan sebagainya, ia berinisiatif untuk
belajar secara otodidak. Dan kemudian dia berhasil memproduksi kaos dengan
labelnya sendiri. Ia membeli kaos dalam jumlah besar kemudian ia membuat desain
untuk kaosnya lalu mencari tukang sablon yang dapat mencetak gambar - gambar
yang telah ia desain di kaos dengan brand miliknya sendiri.
Kaos hasil
kreasinya kemudian ia pasarkan kepada teman - temannya melalui lewat jejaring
sosial atau selebaran. Setelah beberapa menjalankan bisnis ini, ia tak luput
dari halangan dan rintangan. Tepatnya pada tahun 2010, di tahun pertamanya
menjalankan bisnis kaos, ia rupanya mengalami kerugian besar karena uangnya di
curi oleh temannya sendiri, terlebih produk yang di hasilkan
kurang laku di pasaran lantaran masih kalah dengan produk yang sudah lebih
dulu terkenal.
Kegagalan
bukan berarti berakhir. Ahmad Anggoro tahu itu, ia tetap saja berusaha dan tak
kenal menyerah. Berbekal dari pengalaman, ia kemudian berinovasi untuk membuat
kaos dengan desain lebih modern, simple dan mengikuti trend perkembangan jaman
saat ini.
Titik terang
usahanya mulai kelihatan pada tahun 2011,Produk kaos yang ia hasilkan
mulai di kenal orang dan permintaan juga mulai membanjir. Dengan beragam
desain dan tampilan yang moedern, kaosnya mulai laku di pasaran dan
menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Dengan biaya pembuatan sebesar Rp.
30.000 - Rp. 40.000, ia menjual kaosnya seharga Rp. 100.000,- dengan kata lain
untuk tiap item ia dapat menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 60 ribu hingga Rp.
70 ribu / item. Sementara penjualan kaos perbulannya dapat mencapai 60 - 70
item.
Seiring
dengan kemajuan usahanya, ia mencoba berinovasi dengan menjual produk selain
kaos seperti Tas, Dompet, celana dll. Kini, di usianya yang masih sangat muda,
Ia telah mendapatkan omzet usaha sekitar Rp. 100.000.000,- perbulan. Tak hanya
itu, secara tidak langsung pemuda asal Kediri ini telah membuka lapangan kerja
baru bagi 50 pekerja yang bekerja di tempat usahanya. Kini ia telah memiliki
berbagai hal yang di inginkan oleh pemuda kebanyakan,
mobil, istri, rumah pribadi dan tentunya memberangkatkan orangtuanya untuk
melaksanakan ibadah haji.
Semoga
menginspirasi.
Disadur dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment