Monday, 18 November 2013

Hisab Harta

Alkisah seorang Konglomerat telah menulis satu surat wasiat : "Barang siapa yang dapat menjagaku di dalam kubur setelah Aku mati nanti akan kuwarisi separuh dari harta peninggalanku". Lalu ditanyakanlah hal itu pada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti. Namun anak-anaknya menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menjagamu wahai ayah karena pada masa itu ayahpun sudah menjadi mayat". Selang keesokan harinya dipanggillah semua adik-adiknya dan beliau berkata, “Wahai adik-adikku sekalian sanggupkah kamu menjaga aku setelah aku mati nanti selama 40 hari bersamaku di dalam kubur? nanti aku akan memberi setengah daripada hartaku kepada di antara kamu yang sanggup bersamaku. Dan adik-adiknya pun menjawab, “Wahai abangku, adakah engkau sudah gila mana mungkin ada manusia yg sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.” Lalu dengan sedih Konglomerat tersebut memanggil ajudannya untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seantero negeri.

Akhirnya sampai jugalah pada hari di mana konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburnya telah dihias dg megah laksana sebuah peristirahatan termewah yg pernah ada dg semua perlengkapannya. Pada waktu yang hampir bersamaan seorang Tukang kayu yang sangat miskin telah mendengar akan wasiat tersebut lalu diberitahu kepada isterinya apakah dia perlu mengambil kesempatan ini untuk menjadi kaya. Isterinya berkata, “Wahai suamiku, apalah artinya menjaga mayat tersebut selama 40 hari dibandingkan kerjamu ketika menebang kayu di dalam hutan dan bertemu dg harimau dan hantu penunggu hutan. Tukang kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris konglomerat tersebut akan kesanggupannya. Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Sang Konglomerat, Si Tukang kayu itu pun ikut turun ke dalam liang lahat bersama kapaknya.

Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman tsb, maka datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut. Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang maka Ia segera agak menjauhkan diri dari mayat konglomerat tersebut. Terbetik di fikirannya bahwa sudah tiba saatnya Sang konglomerat tersebut akan diinterogasi oleh Mungkar dan Nakir. Tetapi yg terjadi malah sebaliknya, Mungkar dan Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya "Apa yang kau buat di sini" ?. Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah harta wasiatnya" jawab si Tukang kayu. "Apa harta yang ada pada kau sekarang"? lanjut Mungkar-Nakir. "Aku cuma memiliki sebatang kapak ini saja untuk mencari rezeki" timpal si tukang kayu. Kemudian Mugkar-Nakir beritanya lagi "Dari mana kau dapat kapak ini" ?. "Aku membelinya" balas si tukang kayu. Lalu pergilah Mungkar dan Nakir di hari pertama dari dalam kubur tersebut. Hari kedua Mereka datang lagi dan bertanya "apa yang kau buat dengan kapak ini"?. "Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar untuk dijual" sergah tukang kayu. Di hari ketiga di tanya lagi "Pohon siapa yang kau tebang dengan kapak ini?. "pohon itu adanya di hutan belantara jadi ngak ada yg punya" timpalnya. "Apa Kau yakin" lanjut malaikat.Kemudian Mereka menghilang dan datang lagi di hari ke empat. Kemudian Mereka bertanya lagi "Adakah kau potong pohon tersebut dengan kapak ini dg ukurannya dan beratnya yg sama untuk dijual?. "Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata" tegas tukang kayu. Begitu terus yg dilakukan malaikat Mungkar Nakir datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah dan yg ditanyakan masih berkisar dg kapak tersebut.

Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir "hari ini aku akan kembali bertanya soal kapak ini". Belum sempat Mungkar dan Nakir bertanya, si Tukang kayu tersebut malahan dg segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sdh banyak orang yg menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut. Namun si Tukang kayu tersebut dengan tergesa-gesa keluar dan meninggalkan mereka semua dan sambil berkata ambillah semua bagian harta wasiat tersebut oleh kalian karena aku sudah tidak menginginkannya lagi.

Sesampai di rumahnya lalu si isteri berkata wahai suami ku, di manakah setengah harta peninggalan konglomerat tersebut. Maka si Tukang kayu menjawab "Aku tidak menginginkannya lagi, di dunia ini harta yg kumiliki padahal cuma semata kapak ini, tapi malaikat Mungkar dan Nakir sampai 40 hari yg mereka tanyakan dan persoalkan masihlah saja di seputar kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak...entah berapa lamanya dan bagaimana Aku menjawabnya"

Sahabat Rasulullah saw yg paling kaya ialah Abdul Rahman bin Auf ra. Beliau dikatakan adalah sahabat yang paling terakhir masuk surga karena lamanya masa yg digunakan untuk menghisab beliau, seperti dari riwayat Aisyah ra yg pernah mendengar Rasullullah SAW bersabda "Kulihat Abdurrahman bin’Auf masuk surga dengan perlahan-lahan (merangkak)!” (HR Bukhari)

Dari Ibnu Mas’ud ra dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya & kemana dibelanjakannya & ilmunya sejauh mana diamalkan?" (HR. Turmudzi)

Wednesday, 13 November 2013

Pengorbanan Seorang Bapak

Miris! Begini Cara Seorang Bapak Malang Ini Demi Membahagiakan Anaknya..
“Karena hujan yg tidak kunjung berhenti, akhirnya saya memutuskan menerobos hujan, karena hari sudah malam…
Dan sampai di Cikini, perut udah ga bisa diajak kompromi, akhirnya saya memutuskan mampir di warung nasi tenda dipinggir jalan..
lagi asik asiknya menikmati pecel lele, masuklah seorang bapak, dg istri & 2 anaknya..
Yg menarik adalah kendaraan mereka adalah gerobak dorong..
Lalu bapak ini memesan 2 piring nasi & ayam goreng utk istri & anaknya.
Pertamanya sih ga ada yg menarik, tetapi ketika saya selesai makan, ada yg menarik hati saya..Ternyata, yg menikmati makanan itu hanya istri dan anaknya. Sedangkan sang bapak hanya melihat istri & anaknya menikmati makanan ini.
Sesekali saya melihat anak ini tertawa senang sekali,& sangat menikmati ayam goreng yg dipesan oleh bapaknya..
Saya perhatikan, wajah sang bapak, walau tampak kelelahan terlihat senyum bahagia di wajahnya..
Lalu saya mendengar dia berkata..
” makan yg puas Nak, toh..hari ini tanggal kelahiranmu..”
Saya terharu mendengarnya..Langsung terenyuh hati ini.
seorang bapak, dgn keterbatasannya, sebagai (mungkin) pemulung.. memberi ayam goreng warung tenda dipinggir jalan , untuk hadiah anaknya..
Hampir mau menangis rasanya saya diwarung itu..
Segera sebelum air mata ini tumpah, saya berdiri,& membayar makanan saya,& juga dengan pelan pelan saya bilang sama penjaga warung…
“mas, tagihan bapak itu, saya yg bayar..dan tolong tambahin ayam goreng dan tahu tempe” Lalu lekas lekas saya pergi.
 Bahwa Allah sudah memberikan yg terbaik untuk saya saat ini…, kita biasa makan makanan seperti itu
Tetapi bagi org disekitar kita, pecel lele dipinggir jalan, adalah makanan mewah buat dia….
Sungguh tak pantas bagi saya untuk mengeluh …
Rasa syukur akan mengantarkan rasa bahagia …


sumber :  http://herisugiarto.blogsome.com

Saturday, 9 November 2013

Luka Yang Tak Bisa Sembuh

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Sehingga Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruhnya memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabaran atau berselisih paham dengan orang lain.

Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari.

Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang pku-pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.

Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap kali dia berhasil menahan diri atau bersabar.

Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.

Sang Ayah membawa anaknya ke pagar ddan berkata, "Anakku, kamu sudah berlaku baik, tapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar? Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu akan selalu meninggalkan luka seperti yang terjadi pada pagar itu."

Pelajaran:
Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf dan menyesal, luka tersebut tetap akan tertinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik, banhakn mungkin bisa lebih.


Sumber :  http://kisah-renungan.blogspot.com

Thursday, 7 November 2013

Tambal Ban Portable

Jam 6 petang,sehabis adzan maghrib q datang ke tempat kerja,hari itu hari rabu giliranku masuk shift 3,rutinitasku sebagai pekerja masuk 3 shift sudah peraturan dari divisiku.
Beberapa hari ini motorku,yang setia menemani mencari " sandang pangan " sedikit "menggodaku",dalam bulan lalu saja sudah 2 kali ganti seker,ganti gir belakang,ganti kampas rem dll,terakhir "mencium aspal" gara gara terpeleset solar kendaraan yang tercecer,duh....bulan lalu memang benar benar menggoda....tp Alhmd diambil hikmahnya saja pikirku
Hari ini setelah beberapa bulan tidak pernah ke tambal ban,tiba2 ban belakang motorku kempes,untung sudah di parkiran tempat kerja,ahh...lagi2..
Mumpung belum terlalu malam, langsung saja diriku meluncur ke tempat tukang tambal ban yang ada di belakang tempat kerja,setelah sebelumnya minta izin teman untuk menghandle pekerjaanku.. itulah gunanya teman bisa di mintai tolong,he..
" Bocor sing sebelah endi mas..???" tukang tambal ban yang kira2 seumuranku bertanya..
"Sing mburi bosss..." jawabku
Kebetulan saat itu ada satu "pasien" yang sedang di tanganinya,ah..motornya sama bututnya dengan motorku batinku..
" Bocor nangdi mas...???" tanya tukang tambal ban mengawali pembicaraan
"Nang ngarep penggawean boss,kenek dalan begoan sing jek lemah durung di aspal iku..." jawabku
Di depan tempat kerjaku sedang ada proyek perlebaran jalan untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah di Surabaya,khususnya di daerah A Yani dan sekitarnya,tapi menurutku meski pelebaran jalan itu nantinya sudah selesai gak banyak mengurangi kemacetan,karena kendaraan yang semakin banyak dan laju pembangunan insfratruktur umum seperti pelebaran jalan yang tidak bisa mengimbangi membludaknya kendaraan di jalanan.
"Kenek paku paling....." kata si tukang tambal ban
"Wez suwe nambal ban nang kene mas...????" tanyaku setelah "pasien" yang tadi sudah selesai dan pergi
"Nang kene jek 4 ulan mas,lak nang panggon liyane wez 4 tahunan" jawabnya...
Oh ya...tambal ban ini sedikit menarik karena mesin kompressor dan alat alat lain berada di atas mobil bak terbuka (pick up) menggunakan motor listrik,pemanasnya menggunakan filamen atau pemanas listrik,jadi sudah agak maju di banding tambal ban konvensional yang menggunakan api spirtus,sehingga bisa buka tambal ban di mana saja,asal ada listrik juga asal gak di jalan tol,portable tambal ban pikirku...
"Mlaku wekane dewe ta mas...???" tanyaku sambil melihat ke arah mobilnya
"Wekane uwong mas,q mung mlakukne,wekane wong kediri,ono 2 enggon mas sijine cedake tunjungan" jawabnya
'Tak pikir wekane dewe mas..." sahutku
"Gak duwe modal mas,iki ae harian sedinane 55 ewu..mulai isuk sampek saiki ",kulihat tulisan jam buka 06.30 sampai 20.00,lama juga jam kerjanya.
"Apa gak rugi boss,mulai isuk sampek bengi di bayar sakmunu,tak kiro persentase hasile sedino iku.."tanyaku
"Yokpo maneh mas anane iki,lak ngandalne harian y gak cukup mas,kadang nyeper isi angin karo ngramut ban bekas lumayan iso gawe tambahan'
"Oleh ceperan piro boss sedinane???"tanyaku
"Gak mesti kadang 40 ewu kadang 50 ewu,gak mesti mas" lumayan pikirku,kalah gajiku kalau di total 30 hari hmmmmm....
"Setore piro bos???"
"Y sak olehe mas,kadang sedino oleh 400 ewu,tau sampek 700 ewu,sak elek2e oleh 200 mas iku lak sepi,tapi ya ngunu mas,rekoso sakjane gak sumbut bayaranku karo tenagaku"katanya...
Wah juragane enak iki ongkang ongkang nompo duit elek2an 200 sedino..
"Lak sing nang cedake tunjungan rame mas,sedino iso Sak Juta barang,arek 3 nang kunu,"ceritanya lagi
Wahhhh....tambah turu enak iki juragane di total total penghasilane 2 tambal ban portablenya,yang satu setidaknya 300 ribu di kali 30 hari ketemu 9 juta,satunya lagi setidaknya 900 ribu di kali 30 ketemu 27 juta,9 juta di tambah 27 juta ketemu 36 juta,untuk bayar 4 karyawan,4 x 55 x 30 ketemu 6,6 juta,untuk biaya produksi dan lain lain katakanlah habis 10 juta.
Jadi penghasilan juragan tambal ban tiap bulannya untu 2 portable tambal bannya kira kira 36 - 16 ketemu 20 juta perbulan,fantastis.....untuk ukuran usaha tambal ban,itu hitungan sepi setengah normal,bagaimana kalau rame?????
"Iki ae mbabat alas mas mengko lak nang kene rame kape mbukak dewe sing biasa disek"
Ahhhh....siapa coba yang gak kepingin jadi pengusaha???????hal yang dianggap remehpun kalau tertata dan terkoordinir dengan baik hasilnya cukup nggilani.....
"Wes mari mas"
"piro..??" tanyaku
"7 ewu mas"
setelah kubayar aku kembali ke tempat kerjaku,dalam hati aku berpikir dan berdoa mugo mugo mene mene iso nyusul wong wong iku,amiiinnn,.....

Monday, 4 November 2013

Kakek dan Kereta Api

Suatu ketika, seorang kakek dengan penampilan yang cukup berwibawa masuk ke gerbong sebuah kereta api. Kakek tersebut terlihat  berwibawa hingga siapa saja yang melihatnya pasti menaruh hormat kepadanya. Seperti penumpang lainnya, kekek itu tentu mencari tempat duduk yang sesuai untuknya karena kereta api akan segera berangkat. Dia telusuri deretan bangku demi bangku untuk mencari tempat duduk yang kosong.
Pertama kali dia melalui bangku yang diduduki anak-anak yang asyik bermain
"Assalamu’alaikum?", sapanya.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh, Selamat datang kakek …", jawab mereka.
"Maaf anak-anak, adakah tempat duduk yang kosong untuk saya?" tanya kakek tersebut.
"Oh… sayang sekali kek, sebenarnya kami ingin membantu kakek dengan senang hati karena kakek adalah orang yang patut kami hormati. Akan tetapi kami ni anak-anak yang gemar bermain, kami khawatir jika kakek akan terganggu dengan kegaduhan kami di dalam perjalanan, kakek cari tempat duduk lain saja…", jawab mereka.
Maka kakek pun pindah ke deretan bangku berikutnya… di situ dia mendapati muda-mudi yang sedang asyik berpacaran. Mereka duduk berduaan dengan mesra sambil sesekali menyanyikan lagu lagu terkini…
"Assalaamu’alaikum?", sapanya.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh, selamat datang kakek, ada yang boleh kami bantu?" kata mereka.
"Hmm… maaf adik-adik, adakah tempat kosong untuk saya?" tanya kakek.
"Ohh, tentu ada… akan tetapi sebagaimana yang kakek lihat, kami adalah anak-anak muda yang sedang asyik memadu cinta… kami kawatir  kakek akan merasa risih melihat kami bermesraan di dalam perjalanan. Rasanya, lebih baik kakek mencari tempat duduk lain saja…" jawab mereka.
Kakek pun melanjutkan perjalanannya menyusuri gerbong kereta api tersebut hingga dia sampai di deretan tempat duduk yang ditempati oleh para pengusaha. Mereka sedang asyik membicarakan proyek besar yang sedang atau akan mereka laksanakan. Sambil membentangkan kertas kerja mereka terlibat dalam pembicaraan serius…
"Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh!" kata kakek.
"Oh.. Wa’alaikumussalaam warahmatullaahi wa barakaatuh… Ada apa kakek?" jawab mereka.
"Maaf, bolehkah anda sekalian beranjak sedikit untuk memberiku tempat duduk?" pinta kakek tersebut.
"Kakek, sebenarnya kami berbesar hati menerima kakek di sini… akan tetapi kakek lihat sendiri kami sibuk membicarakan bisnis dan usaha kami. Kami khawatir kakek akan terganggu dengan kesibukan kami selama di perjalanan nanti… jadi, sebaiknya kakek cari tempat lain saja", jawab mereka.
Demikianlah, kakek terus berjalan terhuyung-huyung di tengah gerbong kereta api untuk mencari tempat duduk. Demikian seterusnya, tiap kali dia melewati sederetan tempat duduk selalu ada saja alasan mereka untuk menolaknya. Mereka memang menghargai kakek itu mengingatkan usianya yang telah lanjut dan pancaran wibawanya, akan tetapi ujung ujungnya mereka tidak juga memberinya tempat.
Akhirnya, setelah menyusuri gerbong dari ujung, tibalah kakek di deretan kursi terakhir… Nampak di situ sebuah keluarga duduk bersama. Seorang ayah dengan baju koko dan kopiahnya, si ibu dengan hijab panjang dan busana muslimahnya dan dua orang anak mereka yang masih kecil namun sopan-sopan.
Melihat kakek yang nampak agak kepenatan itu, spontan si ayah berkata:
"Assalaamu’alaikum kakek, ada yang boleh kami bantu?"
"Wa’alaikumussalaam warahmatullahi wa barakaatuh, oh terima kasih banyak…", sahut kakek.
(Belum lagi pak tua mengutarakan hajatnya, lelaki tersebut telah pun menegur):
"Ali, mari kamu duduk sama ayah di sini, dan Ahmad, kamu beranjak ke sebelah sana… biar kakek duduk di sampingmu", kata Sang Ayah kepada kedua anaknya. Mereka pun segera menuruti perintah ayahnya dan memberikan tempat duduk kepada kakek.
Alangkah bahagianya kakek menerima budi baik seperti itu. Bukan saja senang mendapat tempat duduk, akan tetapi dia lebih bahagia karena merasa dihormati dan dihargai oleh mereka. Kepenatannya mencari tempat duduk selama ini hilang begitu saja karena mendapat tempat duduk tersebut.
Priiiit!!! Bunyi peluit tanda kereta api segera berangkat terdengar, dan keretapun berangkat. Seperti biasa, dalam perjalanan kereta tersebut singgah di beberapa stasiun sebelum berhenti di tempat tujuan. Dan tiap kali kereta tersebut berhenti, selalu ada penjual makanan yang menawarkan dagangannya kepada para penumpang. ketika berhenti di stasiun pertama, terdengar suara seorang penjual yang menawarkan berbagai makanan ringan, maka kakek memanggilnya. Ketika orang tersebut datang, kakek berkata kepada keluarga yang duduk bersamanya: "Ayuh, ambil apa saja yang kalian inginkan.. jangan malu-malu".
Maka mereka pun memesan semua makanan yang mereka suka.. lalu kakek itu mengeluarkan dompetnya dan membayar semuanya. Seluruh penumpang terpana melihat kejadian tersebut. Mereka berbisik: "Wah, kaya juga orang tua itu.."
Tak lama kemudian, penjual makanan  melewati.. seperti biasa, mereka menawarkan menu-menu spesial seperti nasi padang, nasi goreng, ayam goreng dan sebagainya. Kakek memanggilnya dan menawarkan kepada keluarga tadi untuk memesan apa saja yang mereka inginkan.. lalu membayar seluruhnya. Maka para penumpang lainnya makin heran dengan pemandangan tersebut, dan mereka mulai menyesali perbuatan mereka yang menolak kakek untuk duduk bersama mereka sebelumnya.
Beberapa jam kemudian, kereta api tadi singgah di stasiun berikutnya. Maka terdengarlah suara penjual coklat yang menawarkan dagangannya. Maka dia pun dipanggil oleh kakek itu dan untuk kali ketiganya dia menawarkan kepada keluarga tersebut untuk memilih coklat apa yang mereka inginkan. Setelah masing-masing mengambilnya, kakek mengeluarkan dompetnya dan membayar seluruhnya. Para penumpang heran dengan pemandangan tersebut dan makin menyesal.
Akhirnya, setelah menempuh beberapa jam perjalanan, tibalah kereta api di stasiun tujuan.. namun, ada suatu hal yang tidak biasanya terjadi di sana. Para penumpang menyaksikan ada konvoi besar yang menyambut kedatangan kereta tersebut. Mereka melihat para pejabat dan sejumlah pasukan siap siaga di kanan dan kiri gerbong kereta api. Lalu ketika kereta api berhenti, masuklah seorang lelaki dengan pakaian yang rapi dengan dikawal oleh beberapa orang memeriksa bangku kereta api satu persatu. Betapa terkejutnya para penumpang ketika mendapati bahwa orang itu adalah orang kenamaan yang khusus datang untuk menjemput tamu kehormatan.
Namun, mereka lebih terkejut lagi ketika tahu bahwa tamu kehormatan tersebut adalah kakek yang duduk di gerbong terakhir, yang awalnya mereka tolak untuk duduk bersama mereka.
Setelah menghampiri kakek, orang  itu terus memeluknya erat-erat dan menyalaminya dengan hangat. Dia pun menawarkan agar kakek dijemput dengan kereta peribadinya untuk diantar ke istana dan mendapat jamuan spesial!!
Kakek menerimanya dengan senang hati, namun dengan syarat keluarga yang duduk bersamanya juga mendapat layanan yang sama. lelaki kenamaan itu pun menerima permintaan kakek dengan senang hati, dan saat itulah para penumpang yang ada di gerabak tadi menyesal yang amat sangat atas penolakan mereka.. mereka berharap andai saja mereka membiarkan pak tua tersebut duduk bersama mereka dan menghentikan sejenak kesibukan mereka untuk memberinya perhatian, atau meluangkan sedikit waktu dan tempat agar kakek tadi dapat duduk bersama mereka… tapi sayang, semuanya telah terlambat dan perjalanan telah berakhir.. yang tersisa hanyalah penyesalan demi penyesalan.
_______________________________________________
Jadi, siapakah kakek tersebut?
Benar.. dialah  ISLAM.. yang selama ini kita hargai dan kita hormati akan tetapi sering kali kita kesampingkan dalam hidup ini. Ketika nilai-nilai agama hendak ditanamkan ke dalam diri anak-anak, kita menolaknya dengan alasan: "Kan mereka masih kecil.. biarlah mereka bebas bermain, bebas berpakaian, dan lain-lain.. belum saatnya mereka disuruh menjadi orang ‘alim". Dan akhirnya masa kanak-kanak terlewatkan begitu saja.
Kemudian ketika mereka beranjak dewasa kita pun menolaknya dengan alasan: "Kasihan kalau remaja harus dikekang dengan aturan agama, tidak boleh bebas bergaul dan berteman.. atau,, biarlah mereka menikmati masa muda terlebih dahulu.. dan semisalnya", maka masa remaja itu pun terlewatkan juga.
Kemudian ketika mereka telah beranjak dewasa dan mulai tersibukkan dengan berbagai pekerjaan, lalu datang ‘tawaran’ untuk menerapkan agama dalam kehidupan mereka, suara sumbang tersebut kembali terdengar.. "yah.., kami sekarang tengah sibuk mengurus perusahaan, proyek, bisnis dan lain2.. kami tidak ada waktu untuk mempelajari Islam dan menerapkannya…nanti saja".
Akhirnya umur pun berlalu dengan cepat tanpa mereka sedari dan tibalah masing-masing di stasiun akhir.. tempat mereka menuai hasil dari yang selama ini mereka usahakan.. ajal mereka telah habis dan kesempatan itu telah berlalu. Mereka hanya boleh menyesal dan menyesal menyaksikan orang-orang yang selama ini mereka anggap ‘kolot’, ‘sok alim’ dan sebagainya yang menerapkan ajaran agama, mereka hanya boleh iri hati menyaksikan besarnya penghargaan yang diberikan atas kesediaan mereka untuk bersama kakek ( Islam) ketika orang-orang menolaknya.. dan ternyata itu semua membuahkan hasil yang tak diduga.
Kenikmatan selama perjalanan ( dunia) dan kebahagiaan di stasiun akhir tujuan ( akhirat)..